Sungai Magguliling yang berlokasi di Desa Baring Kecamatan Segeri, dalam sebulan terakhir ini menjadi bahan pembicaran masyarakat Sulawesi Selatan, bahkan diluar Sulsel.
Sungai Magguliling mempunyai mitos bisa menyembuhkan berbagai jenis
penyakit, seperti kolestrol, reumatik, dan gatal-gatal, dan sungai ini
pertama kali ditemukan oleh seorang peneliti, DR. Jems.
Menurut Kepala Desa Baring, Andi Muhammad Arsyad.AG, ketika ditemui
di lokasi tersebut, belum lama ini, mengatakan dirinya juga tidak banyak
mengetahui masalah seluk beluk sungai ini, dimana sebelumnya banyak
penambang sirtu dan tambang lainnya. “Kami warga tidak mengetahui
khasiat dari air sungai tersebut,” katanya.
Apalagi sungai tersebut memang masih alami dan terkadang ada penghuni dari sungai yang sering menampakkan diri, bahkan terkadang banyak pengunjung yang kesurupan jika takabur.
Lebih jauh dikatakannya, selama kurang lebih 2 bulan terakhir ini
setiap hari banyak pengunjung dari daerah luar, seperti Tator, Enrekang
dan daerah tetangga, bahkan dari provinsi Gorontalo sekalipun.
Dituturkan bahwa Ahmad yang berasal dari Gorontalo, juga
punya pengalaman saat istrinya menderita penyakit yang susah
disembuhkan oleh Medis, maka istrinya di bawa ke dokter Jeams.
“Dokter Jems menyarankan agar istrinya dibawa berendam di sungai
Magguliling dan diharapkan dapat berendam hingga bagian dada, dan itu
saya terus lakukan sampai akhirnya saya dan istri saya sembuh,” katanya.
Aliran sungai tersebut mempunyai 3 cabang yang mengaliri tiga
kabupaten masing-masing kabupaten Pangkep, Kabupaten Barru, dan
Kabupaten Bone. Khusus sungai Magguliling yang mengalir di Kecamatan Segeri, dikenal Magguliling, yang berarti sungai yang dikelilingi oleh gunung.
Keberadan sungai tersebut oleh warga kampung Magguliling juga saat
ini menjadi sumber pendapatan baru, mengingat pengunjung setiap harinya
semakin ramai, bahkan antrian mobil mencapai sepanjang 2 Km pada hari
Jumat hingga hari Minggu.
Kepala Desa Baring mengemukakan bahwa animo masyarakat yang tinggi
tersebut maka kades bersama warga membuka penjulan karcis masuk yang
dikenakan tarif sebesar Rp 5.000 perorang.
Khusus parkir untuk kendaraan dikenakan tarif antara Rp2.000 sampai Rp5.000 setiap kendaraan dan menjadi mata pencaharian bagi pemuda
di kampung tersebut, dan diperkirakan setiap harinya bisa diperoleh
pemasukan sampai Rp3 juta, terutaman pada hari Jumat dan hari Minggu.
Sementara untuk hari biasa minimal Rp200.000 itulah yang terendah.
Keberadaan sungai tersebut akan dikelola nantinya oleh Dinas
Pariwisata dan Budaya Kabupaten Pangkep, keberadaan sungai tersebut saat
ini. Tidak kalah dari permandian alam Bantimurung, begitupun
pengunjungnya yang setiap hari yang datang tidak kalah banyaknya dari permandian alam Bantimurung.
Airnya yang bening memberikan kenikmatan tersendiri bagi pengunjung untuk berendang. Namun disisi lain akan sangat berbahaya, karena sewaktu-waktu air bah bisa datang hingga membahayakan pengujung.
Oleh karena itu, maka ditempatkan petugas yang mengawasi setiap saat yang pengunjung melintas,
terutama jika terjadi hujan di daerah hulu. Air bah tiba-tiba datang,
itulah yang dikhawatirkan, nantinya..(h.idcham/leo)